Senin, 24 September 2012

Pemikiran si hati kecil untuk si benteng penjaga

pagi ini...
pagi ini terlihat tidak seperti biasanya...
terlihat kepadatan yang cukup luar biasa di daerah lingkar kampus dimana tempat kumencari secercah ilmu

wah, ada apa ini..
langsung ku tersontak sadar bahwa orang nomor dua di republik ini datang ke kampus ku...
(aku tahu sebelumnya dari pak bambang, orang kemahasiswaan yang mempersilahkan aku dateng ke orasi hari ini.. tp sayangnya ada responsi) 

bangga...
jujur itu yang ku rasakan awal pertama kali aku tahu bahwa pak Budiono isi orasi ilmiah di kampus ini...
kapan lagi beliau bisa hadir di kampus dan aku bisa mendengarkan orasi ilmiahnya...
walaupun...
banyak dari teman-teman atau lembaga eksekutif yang terus saja gerutu akan kebijakan yang dibuatnya..
tapi aku tetap bangga, entah kenapa (mungkin norak ini tak terpendam)...
toh ku yakin, rasa bangga itu pasti ada pada mereka...
apa lagi kalau bisa ketemu langsung dengan beliau..

sayang....
ya sayang... aku belum bisa bertemu langsung dengan beliau...
walau aku pernah bertemu orang nomor satu di Republik ini...
tapi aku ingin sekali bertemu dengan beliau..

karena awalnya ada responsi...
aku tak yakin bisa datang...
padahal kalau aku mau, aku bisa saja minta undangan ke rektorat karena sudah dipersilahkan oleh pa bambang...
tapi siapalah aku, hanya orang biasa dikampus ini (itu pikirku juga)
ketua eksekutif maupun legislatif fakultas atau petingginya saja belum tentu datang, kok saya sok-sok an mau datang (pikirku juga)

pengen rasanya masuk ke ruangan itu (gww)
keren boy (pikirku)
penjagaan ketat yang luar biasa, sampai-sampai pintu utama kampus ini dijaga dengan baik...
apalagi dari kemarin gww sudah terjaga..
aku lewat gww saja langsung ditegor...
bahkan masuk rektorat saja, untuk ke ruangan wakil rektor harus menggunakan lift..
padahal hanya satu lantai...

tapi langsung terlintas pemikiran...
jika pimpinan itu sudah dibentengi dengan penjagaan dengan ketatnya..
dan hanya orang tertentu yang dapat menghadapnya...
bagaimana dengan rakyat ini..
bangsa ini..
yang ingin mencurahakan hati-hati kecilnya...

sekali lagi aku bukan mengomentarkan dengan kebijakannya..
tapi hal sederhana itu,
ya itu benteng penjagaan yang selalu ada untuk menjaganya
yang menjaga aku (rakyat) dengan dirinya

kalau sudah terbentengi...
bagaimana hubungannya dengan kami...
kami rakyatnya... yang mungkin ingin bertemu...
menyuarakan hati-hati kecil..
yang mungkin saja bisa berguna untuk negara ini...

sekali lagi aku bukan mengomentari kebijakannya...
atau hal-hal atau kasus-kasus yang telah dilakukannya

tapi hal yang sederhana..
hal yang mengganggu dan menghalangi...
aku (rakyat) dengan dirinya...

toh tuhan saja, setiap waktu, bisa mendengarkan keluh kesah kami...
tanpa benteng yang memisahkan...
kecuali panca indra kami...

mungkin itu yang terpikir oleh diri ini...
di hari ini..