Bogor merupakan
salah satu kota di Indonesia yang
memiliki tempat pariwisata yang banyak dikunjungi oleh turis domestik
maupun mancanegara. Pada tahun 2012, kunjungan wisatawan kota
Bogor mencapai 3,7 juta orang. Angka ini meningkat sekitar 700 ribu orang jika
dibandingkan dengan tahun 2011 yang mencapai 3 juta kunjungan wisatawan.
Berdasarkan data tersebut, sekitar 71% wisatawan berasal dari wilayah nusantara
khususnya di wilayah Jabodetabek dan sisanya merupakan wisatawan mancanegara
(Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2013).
Banyak tempat yang
menarik di kota bogor seperti Kebun Raya Bogor, Istana Bogor, Taman Wisata
Cibodas, Taman Wisata Matahari, Daerah Puncak Pass, Daerah Cipanas, dan tempat
wisata lainnya. Hal tersebut membuat kota bogor memiliki keanekaragaman
cinderamata dan sebagai salah satu pusat jajanan kuliner serta oleh-oleh di
Indonesia. Salah satu kuliner yang terkenal di Bogor adalah Asinan Bogor.
Banyak masyarakat dari berbagai kota mencari asinan bogor karena cita rasanya
yang khas dan rasanya yang nikmat. Biasanya asinan bogor dinikmati ditempat
berjualan atau dikemas pada wadah plastik transparan sehingga umur simpan
produk hanya 1-2 hari.
Umur simpan produk
yang hanya bertahan 1-2 hari membuat produk ini jarang dijadikan oleh-oleh bagi
wisatawan yang berdomisili jauh dari kota Bogor. Padahal banyak masyarakat
khususnya di Indonesia menyukai asinan tersebut. Selain itu, rasa rindu akan
asinan bogor bagi para perantau yang tinggal di luar negeri juga besar tetapi
produk asinan bogor jarang ada dinegara lain. Oleh hal tersebut, terbentuklah
gagasan untuk menciptakan sebuah produk asinan bogor dalam kemasan menarik
serta dapat meningkatkan umur simpan produk sehingga menjadi produk oleh-oleh
alternatif khas kota Bogor. Produk ini juga meningkatkan kenyaman pembeli
karena tidak mudah tumpah dan dapat dibawa kemanapun.
Asinan tergolong ke dalam jenis makanan penutup (dessert) atau sebagai jajanan (snack) yang sifatnya rekreatif. Bahan dasar asinan dapat berupa buah, sayur, atau campuran keduanya. Asinan sayur terdiri dari tauge, kubis, sawi, mentimun. Asinan buah terdiri dari bengkoang, nanas, pepaya, kedondong, salak, jambu, mangga, lobi-lobi, dan kacang goreng. Sebagai pelengkap, terkadang asinan ditambahkan kerupuk yang berwarna kuning. Kuah asinan dibuat dari air matang, cuka, gula pasir, garam, ebi, dan bumbu lain serta cabai merah (yang direbus dan digiling) (Ashadi 2007).
Istilah asin mengacu kepada proses pengawetan dengan merendam buah dan atau sayur dalam larutan campuran air dan garam. Asinan merupakan jenis makanan golongan pikel. Pemikelan atau pickling adalah salah satu cara pengawetan buah, sayur, dan daging dengan menggunakan asam (Vail et al. 1973). Ada dua jenis pikel, yaitu pikel yang difermentasi dan tidak difermentasi. Pada proses pembuatan pikel yang difermentasi, asam yang dihasilkan dari proses fermentasi dimanfaatkan sebagai pengawet. Pikel yang tidak difermentasi menggunakan asam sebagai bahan tambahan dari luar sebagai pengawet (Luh dan Woodroof, 1975). Asinan termasuk pikel yang tidak difermentasi. Pada proses pembuatan asinan, jenis asam yang ditambahkan adalah asam cuka (asam asetat).
Proses customer
development (pengembangan konsumen) merupakan suatu kegiatan yang penting
dalam menemukan kebutuhan atau keinginan konsumen terhadap produk dan jasa
yang akan dipasarkan. Menurut Blank dan Dorf (2012), costomer development adalah kegiatan mendapatkan model bisnis
dengan cara pencarian model (search)
dan eksekusi model (execution). Pada
proposal pengajuan penelitian ini, peneliti memokuskan pada bagian pencarian
model bisnis (search) yang terdiri
dari aktifitas customer discovery dan
customer validation. Kegiatan
tersebut dilaksanakan guna mendapatkan model bisnis yang tepat terhadap produk
serta mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan atau kebutuhan konsumen.